cerpen
Keluarga
Cemara
Dasar
bodoh, tolol, kamu itu bisanya hanya buat malu-malu mama saja. Lisa, kalau
diajak bicara sama orang tua itu lihat wajahnya!. Jangan menunduk seperti itu,
bisanya hanya nangis, lihat ini nilai Bahasa Inggris, Matematika, Ipa, nilai
apa ini kamu hanya bisa dapat sembilan. Lisa, mama ini dosen di Fakultas MIPA
Universitas Negeri Malang, dan kamu juga tahu sendiri kan mama selama dua tahun
berturut-turut jadi dosen teladan se Universitas Negeri Malang, selama mama
sekolah dari SD hingga SMA paling dikit mama dapat nilai sembilan koma lima
tapi itu terkadang paling sering mama dapat nilai sepuluh. Nilai kamu seperti
ini mau masuk UGM!. Lisa saingan dari tahun ke tahun itu semakin berat, semakin
ketat Lisa. Iya mama, Lisa kurang apa selama ini ma, semua kata-kata mama
perintah mama uda Lisa laksanain. Lisa juga uda ngerelain hari Minggu Lisa,
yang pinginnya Lisa buat baca novel, komik, main game, atau main ke rumah temen
Lisa. Itu semua Lisa ganti ma dengan Lisa latihan soal, ikut try-out, Lisa juga
ikut les seperti yang mama perintahin, Lisa juga uda ngerelain masa muda Lisa
dengan Lisa nggak pacaran. Supaya Lisa dapat nilai sepuluh di pelajaran science
seperti yang mama harapin. Lisa uda capek ma seperti ini terus, mama nggak mau
dengerin Lisa dulu, mama nggak pernah nanyakin apa keinginan Lisa. Sekarang ma
Lisa Cuma ingin diperlakukan seperti anak muda yang lain ma. Lisa boleh temenan
deket sama temen-temen cowok Lisa, Lisa boleh main-main ke rumah teman, dengan
tetap tidak melupakan belajar ma. O, Lisa jadi sekarang kamu uda berani
berontak sama mama, uda berani protes-protes mama, apa tadi kamu bilang, kamu
minta mama ngebolehin kamu temenan deket sama temen-temen cowok kamu. Oke besok
sore pulang sekolah, kamu dandan yang cantik, kamu sama mama pergi makan ke
restoran, mama bakalan ngenalin kamu dengan anak temen mama dulu waktu SMA
dulu. Maksud mama lisa mau dijodohin. Sudah jangan banyak Tanya, turuti saja
apa perintah mama. Ma! sudahlah, jangan kekang-kekang kakak terus, mama nggak
tahu ya, kakak itu uda belajar mati-matian buat ngedapetin nilai sepuluh, nilai
yang selalu mama inginkan dari anak-anak mama, sekarang kakak malah mau mama
jodohin, mama ini orang tua bukan sih, punyak perasaan nggak sih mama ini. Iya
ma jangan terlalu mengekang anak-anak, kita cukup mengarahkan anak-anak, dan
kita juga perlu mendengarkan keinginan mereka, curhatan mereka, jangan jadi
orang tua yang selalu memaksakan kehendak kita pada anak. Alah, ayah sama adik,
kalian berdua jangan ikut-ikut, tahu apa kalian tentang masa depan, mama yang
lebih tahu bagaimana masa depan Lisa.
Lisa benci mama, sangat-sangat
benci, Lisa tahu sebenarnya Lisa nggak boleh bicara seperti ini sama mama, Lisa
nggak mau ma jadi anak durhaka, tapi mama sungguh-sungguh uda keterlaluan, sampai-sampai
mama uda mau jodohin Lisa. (Lalu Lisa pergi ke kamar dengan dicampuri perasaan
marah, kesal, menyesal). Iya adik juga benci sama mama. Terserah kalian berdua,
kalian berdua itu hanya bocah-bocah kecil yang tidak mau menuruti apa kata
orang dewasa, kalian itu tidak tahu apa-apa tentang masa depan. (Di kamar Lisa
menangis dan dihampiri adiknya), sudah kak jangan menangis, disini kan masih
ada adik yang selalu nyemangatin kakak, dengerin semua curhatan kakak, bagi
adik, kak Lisa adalah kakak terhebat di dunia yang selalu dan selalu adik
miliki. Kak, aku mau beli ice cream kakak mau tidak, adik sayang kamu beli ice
cream sendiri dulu ya, kakak nggak usah dibelikan, entar adik makan ice
creamnya di kamar adik sendiri aja, kalau ice cream adik uda habis, baru deh
boleh tidur di kamar kakak. Iya kak, kakak jangan nangis lagi, kakak jangan sedih
lagi. Kak Lisa itu pintar, cantik, cerdas, jago nulis, jago bikin puisi, sama
sekali nggak seperti apa yang diomongin mama. Iya adikku sayang makasih kamu
uda ngehibur kakak, uda sana beli ice cream, kalau ice creamnya sudah habis
cepet ke kamar kakak ya.
(Lisa mulai mengeluarkan laptopnya
dan mulai melanjutkan menulis novelnya yang berjudul love you mom). Sampai
sekarang Lisa tidak mengerti apa yang membuat mamanya terobsesi untuk
menjadikan anak-anaknya seperti yang diinginkan, dari Lisa dan adik Lisa masuk
SD, selalu dan selalu dituntut untuk menjadi bintang kelas, sekolah, murid
teladan dan lain sebagainya. Lisa dan adik Lisa sadar bahwa apa yang dilakukan
mamanya itu bukan hal buruk, tetapi mamanya sudah terlewat batas, mamanya
memaksa Lisa dan adik Lisa melakukan atau mendapatkan nilai, diluar kemampuan
mereka berdua. Bahkan Lisa lulus SMA dipaksa masuk UGM jurusan kedokteran,
tanpa pernah menanyakan apa cita-cita Lisa apa keinginan Lisa, sejak awal Lisa
kenal puisi, dia gemar menulis puisi. Dia sangat senang, saat ulang tahunnya
yang ke-lima belas dia dikado sebuah buku dan bolpoin yang cantik dari adiknya.
Saat luang selalu Lisa gunakan untuk menulis puisi, bahkan Lisa pun juga sering
menuliskan pengalaman baik ataupun buruknya ke dalam puisi. Saking senangnya
Lisa dengan dunia tulis menulis. Dia mengembangkan tulisannya menjadi sebuah
cerpen, dia juga mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik saat SMP dan SMA. Membuat
blog, mengirimkan karya-karya cerpennya ke sebuah majalah. Hingga suatu saat
salah satu cerpennya dimuat disebuah majalah remaja, dan honor yang pertama
kali Lisa terima. Lisa buat makan-makan dengan adiknya tanpa sepengetahuan mamanya.
Sebenarnya mama Lisa sudah mengetahui kalau Lisa senang menulis dan mempunyai
bakat menulis, tapi mamanya tetap tidak setuju kalau Lisa mengembangkan
bakatnya dengan kuliah jurusan sastra, itulah yang membuat Lisa sedih. Lisa
pernah meminta bantuan ke ayahnya supaya dia diperbolehkan kuliah jurusan
sastra, tapi ayahnya malah berkata turuti saja apa kata mamamu, jadi dokter itu
juga baik, dan juga menjamin masa depan kamu. Lisa tahu yah, profesi dokter
memang profesi yang bagus, yang menjajikan masa depan Lisa. Tapi ayah juga tahu
kan Lisa sangat menyukai menulis, dan selama ini karya-karya Lisa sudah
mendapatkan banyak penghargaan dan reward, bahkan Lisa pernah akan menerbitkan
sebuah novel, tetapi gara-gara mama dan ayah, yang tidak mengizinkan Lisa menerbitkan
novel itu dan bahkan mama dengan diam-diam di luar pengetahuan Lisa membakar novel
tulisan Lisa dan juga menghapus semua folder di laptop Lisa yang berisi cerpen,
puisi, novel semuanya mama hapus. Lisa benci ayah dan mama, harusnya ayah dan
mama belajar lagi bagaimana cara mendidik anak yang bagus.
(Lagi-lagi
Lisa menangis) dan datanglah adiknya. Kakak, kakak jangan sedih terus, adik
disini bakalan selalu ngedukung kakak buat jadi penulis. Ya dik, makasih buat
semangat adik buat kakak selama ini. Tahu nggak dik, apa kak?. Kakak sayang
banget sama adik, adik juga sayang banget sama kakak. Sekarang adik tidur aja
di kamar kakak. Oke kak, tapi adik mau baca dulu puisi-puisi dan cerpen kakak.
Setelah sepuluh menit berlalu adik Lisa tertidur pulas. Lalu Lisa memasukkkan
beberapa pakaiannya ke dalam tas, dan juga memasukkan semua tulisannya. Setelah
itu Lisa menulis pesan singkat pertama untuk adiknya. Adikku sayang, kakak tahu
kamu paling sayang sama kakak, dan kamu mengerti semua perasaan, dan cita-cita
kakak, lebih dari siapaun, lebih dari ayah dan mama. Tapi dik, sampai kapan
kakak terus menuruti perkataan mama dan ayah, mama dan ayah tidak pernah mau
mengerti perasaan kakak, cita-cita kakak. Dik, jangan cari kakak, kakak bakalan
baik-baik saja. Kakak pasti pulang ke rumah, kalau kakak sudah bisa menerbitkan
novel best seller. Love you dik. (Dan satu surat lagi buat kedua orang tuanya).
Buat ayah dan mama tercinta tolong jaga adik baik-baik, jangan perlakukan adik
seperti ayah dan mama memperlakukan Lisa. Lisa akan pulang ke rumah kalau sudah
saatnya. Lisa sangat menyayangi ayah dan mama.
(Keesokan paginya adik Lisa menangis
tersedu-sedu, sambil memanggil-manggil nama Lisa. Mamanya yang risi mendengar
suara tangisan, langsung menghampiri kamar Lisa). Kenapa dik, kamu pagi-pagi
sudah menangis. Ini semua gara-gara ayah dan mama, gara-gara ayah dan mama yang
memaksa kak Lisa buat kuliah di jurusan kedokteran, mama jahat ayah juga jahat.
Ini baca sendiri surat dari kak Lisa. Yah, ayah Lisa pergi dari rumah. Pergi
kemana ma, Lisa pergi kemana, Lisa cuma ninggalin selembar surat ini yah. Dan
sekarang adik tidak mau sekolah, dia menangis dan terus menyalahkan kita atas
kepergian Lisa yah.
Yah, apa memang kita salah mendidik
anak-anak selama ini, apa kita terlalu egois. Iya ma, walau bagaimanapun juga
Lisa tetap anak kita, dia nggak boleh pergi dari rumah ini. Kita cari Lisa yah
sekarang, sekarang mama nggak akan maksain dia masuk jurusan kedokteran, yang
penting sekarang Lisa pulang ke rumah itu sudah lebih dari cukup buat mama saat
ini.
Yah, kita harus mencari Lisa kemana,
handphonenya tidak aktif, temannya tidak ada yang tahu kemana Lisa pergi. Adik
tahu kemana kak Lisa pergi. Kak Lisa pergi kemana dik?. Adik mau ngasih tau
ayah dan mama, asalkan ayah dan mama ngebebasin kak Lisa buat ngejar
cita-citanya, ngebebasin kak Lisa buat milih cowok yang kak Lisa suka, dan
seterusnya, begitupun ke adik. Iya, adik sayang, mama dan ayah sudah menyesal,
mendidik kalian seperti ini, sekarang yang terpenting buat ayah dan mama,
asalkan kalian berdua bahagia, kamipun juga bahagia.
Di danau ini biasanya kak Lisa
menyendiri, sambil menangis dan menulis. Ma, itu kak Lisa.
Lisa..Ayah,mama,adik, kenapa kalian bisa kesini. Iya kak Lisa, adik yang ngasih
tahu, kak Lisa sekarang pulang saja ayah dan mama uda ngebolehin kakak masuk
jurusan sastra dan uda ngebolehin pacaran dengan cowok yang kakak suka, mama
dan ayah nggak bakala ngekang-ngekang kita lagi. Iya Lisa, maafin ayah dan mama
selama ini, iya sayang sekarang kamu harus pulang ke rumah. Kamu harus mengejar
impianmu selama ini, mama nggak akan melarang kamu buat menulis, harusnya mama
bangga punya anak berbakat seperti kamu, maafin mama sayang. Lisa juga minta
maaf ma, nggak bisa nuruti keinginan mama, tapi Lisa janji ma, Lisa nggak akan
bikin mama dan ayah kecewa. Lisa akan jadi penulis novel best seller ma. Dan
Lisa juga punya mimpi jadi produser. Apapun impianmu sayang mama dan ayah tidak
akan menghalang-halangi kamu lagi, kita sayang kamu Lisa.
Uda acara minta maafnya sekarang
kita pulang yuk, adik laper nih ma. Iya adik, kita sekarang akan pulang, makan
dan besok kita akan ke penerbit, buat nerbitin novel kakak yang judulnya love
you mom. Lho kok mama, bisa tau sih, pasti adik ini yang ngasih tahu. Mama
harus tahu tentang hal itu kak, tentang novel kakak yang menyentuh banget,
tentang perjuangan seorang ibu. Ya dik, makasih kamu uda sayang banget sama
kakak, ya sama-sama kakakku sayang. Sekarang ayah mengerti yang paling utama
dari sebuah keluarga adalah perhatian dan pengertian.
Komentar
Posting Komentar