Hal sederhana, yang membuat bumi berumur panjang




Layaknya rumah yang disapu, dibersihkan setiap hari, karena saya merasa memiliki dengan rumah yang saya tinggali, saya upayakan kebersihannya, wangi rumahnya, bebas dari serangga, dan banyak hal lain yang saya upayakan untuk menjaga tempat tinggal saya. Butuh sifat yang namanya empati, supaya kita bisa menjaga apa yang kita miliki saat ini.

Membuat manusia memiliki rasa empati, bisa mengamati dan memiliki lingkungan sekitar memang tidak mudah. Butuh waktu dan upaya, seperti sekelumit tulisan saya ini, saya mengajak sekaligus berharap untuk diri saya sendiri dan pembaca semua, bisa tetap berempati, peduli dan merawat dengan apa yang kita miliki. Hal yang sangat sederhana sekali contohnya yaitu, kita sama-sama memiliki bumi. Tetapi tidak semua dari kita berempati terhadap bumi. Apakah bumi akan punah atau lestari sampai anak cucu kita? Berapa banyak dari kita yang peduli?. Bagaimana jika masih sedikit orang yang mempunyai rasa memiliki terhadap bumi. Kita berharap, kita mulai bisa sedikit membuka mata untuk keberlangsungan bumi kita, memulainya hari ini, dari hal paling kecil, hal paling sederhana seperti di bawah ini, untuk bumi yang berumur panjang.



1. Memilah sampah

Memilah sampah sekilas terdengar sangat mudah, tetapi ternyata banyak dari kita yang masih enggan melakukan hal ini. 





Laporan statistik perumahan dan pemukiman 2022 dari badan pusat statistik 2022. Sebanyak 39,92% dari 75 ribu rumah tangga sampel survei mengetahui pemisahan sampah tetapi tidak melakukannya. Rinciannya, rumah tangga perkotaan sebesar 46,63% sedangkan pedesaan 30,76%. Proporsi ini terpaut tipis dengan rumah tangga yang tidak tahu dan tidak melakukan pemilahan sampah sebesar 39,87%. Ketidaktahuan ini lebih banyak dialami rumah tangga pedesaan sebesar 49,83% sedangkan perkotaan sebesar 32,56%. Selanjutnya yang sudah melakukan pemilahan sampah sebanyak 19,49%. Rumah tangga yang sudah melakukan pemilahan sampah lebih banyak di perkotaan yakni 20,09%. Sementara perdesaan sebanyak 18,66%. Menariknya, ada masyarakat yang sebenarnya tidak tahu soal pemisahan soal sampah organik dan anorganik, tetapi sudah melakukan pemilahan sebanyak 0,73%. Rinciannya, rumah tangga desa 0,74% dan kota 0,73%.

Hal sederhana ini akan sangat berat, jika kita tidak mau memulai. Sampah akan terus menumpuk di TPA dan butuh waktu lama untuk terurai. Mulai saja dari, menyediakan satu wadah khusus untuk botol dan sampah anorganik lainnya. Nantinya, sampah anorganik bisa kita jual kepada bank sampah atau komunitas penggiat lingkungan sehingga kita dapat uang, karena mengumpulkan dan menukarkan sampah. Hasil dari menjual sampah anorganik, lumayan banyak karena metode ini biasa digunakan organisasi untuk mendapatkan uang untuk mengisi kas organisasi. Hal paling penting juga selain uang, yaitu menjadikan bumi berumur panjang.


2. Mengompos 

Sekarang kita coba memanfaatkan sampah organik. Sampah organik, merupakan sampah bekas makanan, sampah dapur bekas kita memasak. Siapa yang menyangka, ternyata di negara kita Indonesia ini, persentase menghasilkan sampah organik, lebih banyak dibandingkan plastik atau sampah anorganik. Pemerintah atau penggiat lingkungan hidup, sering menghimbau untuk tidak menggunakan botol plastik bahkan beberapa minimarket di Indonesia, sudah tidak mau memberikan kantong plastik. Fakta mengejutkan ternyata, 60% sampah Indonesia didominasi oleh sampah organik. Justru edukasi sekaligus praktik pengelolaan sampah organik, masih kurang. Jangan berfikiran bahwa, sampah sisa makanan dan sampah dapur kita, akan bisa terurai dengan sendirinya di TPA. Sampah-sampah dapur yang kita bungkus secara rapat dengan plastik lalu kita buang di TPA. Sampah-sampah organik tersebut, hanya akan menumpuk di TPA dan tidak bisa terurai dengan cepat. 



Alternatif terbaik, selain menumpuk sampah di TPA yaitu, mengompos sampah organik.

. Mulai dari mengumpulkan sisa memasak di dapur 

. Sisa makanan (kalau ada) juga kita kumpulkan

. Harus siapin tempat ya khusus untuk mengompos, diusahakan tempat yang kita gunakan untuk mengompos sudah satu set dengan tutupnya

. Isi sekam dulu

. Isi sampah dapur, sampah sisa makanan, dan sampah organik lainnya

. Campur dengan tanah

. Setiap akan menumpuk sampah organik, lapisi dulu dengan kerdus kering, jadi seperti sandwich. Baru letakkan sampah organik yang baru

. Aduk kompos minimal 1 minggu sekali, supaya mendapatkan udara. Agar terhindar dari bau dan belatung.

. Pupuk kompos siap dipanen


Tata cara mengompos di atas terlihat sangat mudah. Tetapi yang lebih penting, sifat kepedulian kita terhadap bumi, yang bisa menggerakkan masing-masing diri kita ini, untuk tidak melempar sampah organik ke TPA. Karena sampah organik, bisa melepaskan gas metana yang menyebabkan gas rumah kaca dan polusi udara. Bumi bisa lestari karena perlakuan kita yang menempati bumi. Mulai dari langkah kecil berdampak besar. Mulai mengompos hari ini, untuk keberlangsungan bumi selamanya.

3. Menerapkan piring kosong

Jika di atas tadi, saya menganjurkan untuk mengompos sampah sisa makanan. Tahap selanjutnya sekarang, saya mengajak untuk menerapkan kebiasaan makan tanpa sisa. Membiasakan diri untuk mengambil makanan secukupnya lalu menghabiskan makanan tanpa sisa. 



Disayangkan sekali untuk orang-orang yang malu, membungkus makanan jika masih menyisakan makanan ketika makan di restoran. Masyarakat yang malu, jika menghabiskan makanan saat makan di restoran, begitu juga sebaliknya. Menganggap dirinya keren, jika pergi makan ke restoran, dan bisa menyisakan makanan. Pola pikir salah seperti ini, yang harus kita perbaiki. Justru kita yang sering diajari untuk tidak membuang-buang makanan, nanti makanannya nangis. Itu bukanlah kiasan belaka, melainkan ada dampak besar dari ucapan tersebut. Negara Indonesia juga masih tertinggi nomor tiga, dalam hal sampah makanan, setelah negara Arab Saudi dan Amerika Serikat. Tetapi dibalik tumpukan sampah makanan yang menggunung. Tingkat kelaparan di Indonesia juga termasuk tinggi, bahkan no 2 terburuk dari 9 negara Asia Tenggara yang tercatat di basis data.

Normal bahkan mungkin seharusnya diwajibkan, untuk membungkus sisa makanan jika kita sedang makan di restoran. Saat kita sedang makan di rumah, ambil secukupnya lalu dihabiskan. Walaupun ada teknik mengompos sisa makanan, tetapi lebih bijak lagi, jika masing-masing dari kita tidak menyisakan sampah makanan.

4. Berbelanja sayuran dan buah yang terlalu matang

Ada beberapa supermarket yang memberi diskon cukup banyak untuk bahan-bahan makanan sehari-hari seperti sayuran dan buah yang sudah terlalu matang. Hal ini dilakukan supaya orang mau membeli sayuran dan buah yang sudah terlalu matang tersebut, sehingga tidak menjadi busuk dan berakhir di tong sampah. Tidak heran, jika ada beberapa orang-orang yang sering melihat, sayuran dan buah yang sudah busuk sudah tergeletak dibuang di belakang supermarket, sangat disayangkan.

Sayuran dan buah yang sudah terlalu matang, masih bisa kita olah lalu kita konsumsi bersama keluarga, tidak menghasilkan racun sedikitpun. Justru dari segi perekonomian rumah tangga, kita bisa menghemat lebih banyak. Karena pasti diberikan potongan harga yang lumayan banyak. Kita juga bisa saving uang kita lebih banyak, sehingga dananya bisa dikumpulkan untuk kebutuhan lain. Selain itu juga kita sudah mengurangi efek gas rumah kaca dan polusi udara, dengan tidak membiarkan makanan sampai busuk dan berakhir di tong sampah.

5. Bijak membelanjakan uang

Mindful buying saat membelanjakan uang kita, tidak beli hanya karena diskon, dan tidak beli hanya karena barang itu lucu. Membelanjakan uang dengan sadar, bahwa uang yang kita miliki, kita belanjakan untuk kebutuhan kita. Kita sadar, kita belanja untuk memenuhi kebutuhan? atau hanya untuk memenuhi keinginan?. 



Belanja dengan memilih barang-barang preloved atau secondhand, juga bukan masalah besar, kita memperpanjang usia barang, rewear pakaian dan barang orang lain. Tidak perlu takut kualitas, saat ini banyak sekali orang-orang yang menjual barangnya dengan kondisi masih sangat bagus dan harga rumah. Sehingga kita meminimalisir sumber daya alam yang keluar untuk memproduksi barang tersebut. Terlebih lagi, kita juga dapat bonus bisa menabung lebih banyak karena membeli barang bekas dengan harga terjangkau.

6. Rutin decluttering

Decluttering yaitu kegiatan menyortir barang-barang yang kita miliki sesuai dengan fungsinya guna membuat keadaan rumah menjadi nyaman untuk ditempati. Decluttering memilah barang-barang yang masih kita gunakan, dengan yang sudah tidak kita gunakan. Yang sudah tidak kita gunakan, nantinya bisa dipilah lagi menjadi layak pakai untuk diberikan kepada yang membutuhkan, dan sudah tidak layak pakai yang akan kita berikan kepada komunitas. Ada banyak komunitas penerima barang bekas, baik berupa baju, alat-alat elektronik, ataupun perkakas rumah tangga. Nantinya barang bekas tidak layak pakai akan didaur ulang oleh mereka.

Decluttering membuat kita belajar menjadi manusia bertanggungjawab dengan barang yang kita miliki. Bahwa semua barang yang ada di dalam rumah kita, itu kita butuhkan kita gunakan. Tidak ada barang yang sifatnya hanya ditumpuk tanpa mempunyai fungsi dan tidak pernah digunakan. Decluttering juga membuat mental kita lebih sehat sekaligus kita bisa lebih produktif. Karena aktivitas kita di rumah menjadi minim distraksi, tidak stress karena tumpukan barang tergeletak di rumah. Aktivitas decluttering juga sudah pasti, bermanfaat untuk keberlangsungan bumi, karena kita menyumbangkan barang-barang layak pakai, dan membuat kita mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak kita perlukan. Sehingga kita memperkecil sumber daya alam yang harus keluar untuk proses produksi barang-barang kita.


7. Nol plastik dan sampah



Terbiasa untuk belanja dan jajan dengan nol sampah. Punya kebiasaan membawa tempat makan, botol, dan tas dari rumah sebelum pergi berbelanja dan jajan. Akan sangat susah, dan mungkin banyak lupanya, jika kita tidak terbiasa. Tidak apa-apa, jika hari ini kita lupa membawa tempat sendiri. Yang penting kita tidak pernah lupa untuk selalu berempati terhadap bumi. Sehingga setiap harinya kita akan berusaha untuk beraktivitas yang tidak merusak bumi. Hari ini lupa tidak membawa tempat sendiri, tetapi karena rasa empati kita terhadap bumi. Esok harinya kita akan berusaha membawa botol, tas belanja, dan tempat makan dari rumah. Jangan khawatir tas kita tidak cukup, karena sekarang sudah banyak tempat makan dan botol yang bisa dilipat sampai kecil sehingga cukup masuk saku baju kita.

8. Berkebun



Berkebun ini sebenarnya tidak hanya untuk keberlangsungan bumi, tetapi juga bisa menjadi sarana bonding untuk kita sebagai orangtua dan anak-anak. Kita bisa ya, melibatkan semua anggota rumah di satu hari libur khusus untuk kegiatan berkebun. Anak-anak mana yang menolak jika diajak berkebun?. Bisa main tanah, kenal pupuk kompos, hafal tanaman, bertanggungjawab untuk menyiram tanaman, yang terakhir bisa memanen beberapa sayuran cukup dari kebun di rumah. Berkebun bersama anggota keluarga, menguatkan bonding dalam keluarga, menghemat pengeluaran keluarga, mengurangi polusi udara, dan membuat bumi kita lestari.

Indonesia bersyukur ada salah satu kampus di negara kita yang peduli dan juga memberikan aksi nyata untuk melestarikan bumi. Kampus Universitas Negeri Yogyakarta atau yang biasa kita kenal dengan istilah UNY, baru saja merayakan dies natalis yang ke 60. Selama 60 tahun UNY mencetak generasi bangsa untuk mengajar, mengabdi, ada juga yang membuka lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia. Bentuk pengabdian mahasiswa-mahasiswi UNY salah satunya membuat eco enzyme yaitu cairan serbaguna hasil fermentasi dari limbah rumah tangga khususnya limbah organik yang dicampur dengan air dan molase. Eco enzyme tidak merusak lingkungan sekaligus mudah terurai. Cairan ini berfungsi untuk menyuburkan tanaman, cairan ini praktis dan yang terpenting, tidak merusak lingkungan.

Kesimpulan

Tidak perlu menunggu bumi hancur untuk menumbuhkan rasa empati dan peduli terhadap bumi. Kalau ada yang bilang "bumi bisa menyelamatkan dirinya sendiri, tanpa perlu kita selamatkan." Bagaimana hal tersebut terjadi?. Analogi sederhananya, bagaimana anak kita bisa tumbuh dengan sehat, jika setiap hari kita memberikan racun kepada anak kita. Hal yang mustahil, bumi bisa selamat tanpa perlakuan baik manusia. Mulai zaja dari hal kecil, mulai hari ini untuk bumi kita yang lestari.


Sumber :

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/12/banyak-warga-yang-sudah-tahu-pemilahan-sampah-tetapi-belum-melakukannya

https://www.mongabay.co.id/2024/05/04/cerita-sukses-desa-desa-di-pasuruan-kelola-sampah-dan-hasilkan-pad-ratusan-juta/

https://www.businesswaste.co.uk/your-waste/food-waste/what-happens-to-food-waste/

https://envihsa.fkm.ui.ac.id/2022/05/25/food-loss-food-waste-ketika-makanan-yang-terbuang-menjadi-masalah-bagi-lingkungan/

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/01/12/kelaparan-indonesia-berkurang-pada-2023-rekor-terendah-baru

https://www.kompas.com/properti/read/2022/01/19/063000821/mengenal-decluttering-dan-5-tips-praktis-penerapannya-

https://mindfulofthehome.com/sustainable-decluttering-tips/

Ceritanupi

uny.ac.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Education is first step, for creating sustainable technology

Bisnis barang bekas jadi satset pakai kiriminaja

Membangun kebahagiaan keluarga dengan petualangan oreo wafer