Dewi kesehatan masyarakat desa uzuzozo
"Menjadi bidan di desa uzuzozo, tidak bisa langsung menerapkan ilmu kesehatan yang kita dapatkan di bangku kuliah. Kita juga harus memahami karakter mama-mama di desa uzuzozo. Awal aku menjadi bidan di desa uzuzozo, bayi-bayi disana tidak imunisasi, karena orangtuanya tidak mau anaknya diimunisasi. Lalu, seiring berjalannya waktu, aku tanya ke mereka bagaimana caranya supaya anak-anak mereka mau diimunisasi. Mereka meminta jarum-jarum supaya diletakkan di pohon pisang, supaya anaknya tidak terkena demam setelah imunisasi. Baru mereka mau anaknya diimunisasi. Nanti kalau sudah selesai imunisasi, jarum-jarum itu aku ambil lagi. Takut kena anak-anak disitu juga."
Kebiasaan tersebut merupakan sesuatu yang biasa dilakukan oleh bidan di desa uzuzozo.
Rangkaian imunisasi yang dirancang oleh pemerintah Indonesia, merupakan salah satu alat untuk menjaga kesehatan anak-anak Indonesia. Sekaligus imunisasi ini juga berpengaruh terhadap stunting. Stunting menurut WHO (2015). Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Perlu diketahui, bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting sudah pasti pendek. Stunting juga berdampak terhadap perekonomian, menimbulkan kerugian 2-3% GDP (Gross Domestic Product), karena stunting dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak, yang pada gilirannya dapat mengurangi produktivitas mereka saat dewasa. Stunting dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan, sehingga mengurangi 10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar generasi.
Kentalnya kebudayaan yang berlawanan dengan dunia kesehatan
Tetapi fakta yang terjadi di lapangan, tidak semua masyarakat Indonesia tau jika imunisasi ini bisa mencegah stunting, salah satu contohnya di desa terpencil di Nusa Tenggara Timur, yaitu desa uzuzozo. Mbak dinny sebagai bidan pertama di desa uzuzozo dari tahun 2017. Harus sabar, mengedukasi para ibu di desa uzuzozo.
Tidak bisa langsung serta merta memasukkan ilmu kesehatan ibu dan anak, kepada para ibu-ibu di desa uzuzozo. Harus dengan cara yang sabar, harus ditanya terlebih dahulu bagaimana kebiasaan mereka sebelumnya. Supaya mereka mau memeriksakan kehamilannya, supaya mereka mau anaknya diimunisasi, sehingga harapannya angka stunting di desa uzuzozo bisa turun dan bebas stunting.
Pada umumnya, ibu hamil sudah mendapatkan edukasi tentang pentingnya 100 hari pertama kehidupan anak sejak dalam janin, termasuk mendapatkan edukasi tentang gizi yang dibutuhkan ibu dan janin. Tetapi di desa uzuzozo mereka baru mengetahui tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak di tahun 2017, dan mbak dinny adalah tenaga kesehatan pertama yang mau mengabdi di desa terpencil NTT yaitu desa uzuzozo. Bahkan saat pertama kali mbak dinny datang di desa uzuzozo, masih ada para ibu-ibu disana yang tidak mau memeriksakan kehamilannya. Mereka para ibu di desa uzuzozo, masih percaya dengan dukun beranak. Menurut mbak dinny, dukun beranak di desa uzuzozo itu, memijat perut ibu-ibu yang sedang hamil. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan dunia kesehatan sekaligus membahayakan ibu dan janin. Mbak dinny, tetap dengan sabar mengedukasi ibu-ibu di desa uzuzozo, mbak dinny tidak serta merta menghilangkan praktek dukun beranak tersebut. Tetapi mbak dinny menyarankan untuk memijat ibu hamil, hanya di area punggung. Wajar jika ibu-ibu hamil di desa uzuzozo, tidak terbiasa memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, karena masyarakat uzuzozo harus menempuh jarak 13-15 kilometer untuk menuju puskesmas kecamatan Nangapanda dengan waktu tempuh 1 jam dan sulitnya moda transportasi. Tidak ada fasilitas kesehatan di desa uzuzozo, ada satu bangunan kecil yang dijadikan puskesmas desa, namun di dalamnya tidak ada alat pemeriksaan kesehatan ibu hamil.
Seiring berjalannya waktu, para ibu di desa uzuzozo yang sedang hamil, mau memeriksakan kehamilannya dan mbak dinny juga mencatat riwayat kesehatan ibu-ibu hamil di desa uzuzozo. Tidak hanya itu saja, anak-anak juga sudah mau dan rutin mendapatkan imunisasi, vitamin A, hingga diukur berat badan sekaligus tinggi badannya.
Desa uzuzozo berpotensi bebas stunting
Desa Uzuzozo merupakan desa yang sangat kaya oleh sumber daya alamnya. Tetapi sumber daya manusianya, berbanding terbalik dengan kualitas sumber daya alamnya, rata-rata masyarakat di desa uzuzozo hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah dasar. Terkadang juga mereka, belum sampai menamatkan sekolah dasar, sudah putus sekolah. Angka stunting di desa uzuzozo juga tergolong tinggi.
Hal inilah yang memantik mbak dinny untuk pulang mengabdi di NTT. Karena mbakdinny ingin desa uzuzozo tidak hanya memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi juga memiliki sumber daya manusia yang maju dan cerdas, salah satu caranya dengan menurunkan angka stunting. Karena stunting bukan hanya tentang fisik tinggi pendeknya anak-anak, tetapi juga berpengaruh terhadap perkembangan otak anak.
Mata pencaharian masyarakat desa uzuzozo 90% petani, dari hal ini sudah terlihat bahwa dari masalah gizi desa uzuzozo sudah mempunyai hasil pangan lokal yang mendukung gizi baik anak-anak dan ibu hamil. Menurut kementerian kesehatan, pemenuhan gizi untuk mencegah stunting tidak harus dengan makanan mahal. Sebaliknya, stunting bisa dicegah menggunakan makanan lokal yang ada disekitar kita, mudah didapatkan, dan bernilai gizi tinggi. Contohnya, karbohidrat bisa nasi atau ubi, telur, ikan, atau lauk hewani lainnya, lauk nabati, buah, dan sayuran. Setiap makan menggunakan porsi yang seimbang antara karbohidrat, protein, buah, dan sayuran. Untuk ibu hamil dan anak-anak, juga harus menggunakan makanan selingan yang berasal dari makanan lokal, contohnya kolak, snack buah, lemper, gethuk, tiwul, kacang hijau dan jenis makanan ringan lokal yang lain.
Beberapa contoh makanan lokal di atas, sangat mudah didapatkan oleh masyarakat desa uzuzozo. Tetapi jika tidak ada edukasi atau pengetahuan tentang pola asuh pemberian makanan pendamping asi (MPASI) terhadap masyarakat desa uzuzozo, maka yang terjadi yaitu pola asuh yang tidak sesuai saat pemberian makan ke bayi dan balita sehingga menyebabkan stunting. Contohnya, masyarakat desa uzuzozo sering disibukkan dengan kegiatan berladang dan bercocok tani sehingga mengabaikan waktu pemberian makan anak-anak. Mereka hanya memberi makan kepada anak ketika anak mereka sudah sangat lapar dan meminta makan. Selain pemberian makanan yang bergizi, waktu pemberian makan yang tepat juga berpengaruh terhadap stunting. Waktu pemberian makan ini biasa disebut dengan feeding rules.
Feeding rules yaitu penerapan pola makan atau aturan dalam memberikan asupan makanan yang tepat sesuai dengan usia dan aktivitas fisik anak. jika diterapkan secara rutin sesuai jam makan anak, maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya nafsu makan anak, sekaligus mengurangi resiko anak yang suka pilih-pilih makanan.
Setiap kegiatan pemeriksaan bayi dan balita, mbak dinny pelan-pelan dan secara masif mengedukasi para ibu di desa uzuzozo untuk memberi makan anak mereka, sesuai dengan waktu, usia, dan kemampuan mengunyah anak-anak mereka.
Kehadiran mbak dinny sebagai tenaga kesehatan di desa uzuzozo lambat laun berpengaruh terhadap turunnya angka stunting. Menurut data badan pusat statistik (BPS) persentase stunting di kabupaten Ende mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada 2021, prevalensi stunting mencapai 14%, lalu menurun menjadi 9% pada 2022. Kemudian pada 2023, persentase tersebut kembali melandai menjadi 7%.
Bertambahnya fasilitas kesehatan di desa uzuzozo
Orang baik pasti akan bertemu dengan banyak hal baik lainnya. Ungkapan tersebut menggambarkan kebaikan Mbak dinny yang telah mengabdi sebagai bidan di desa uzuzozo. Mbak dinny mendapat kunjungan dari pemerintah kecamatan Nangapanda untuk menambah fasilitas puskesmas di desa uzuzozo, seperti alat pemeriksaan ibu hamil sekaligus menganggarkan untuk pemberian makanan tambahan (PMT).
Untuk biaya pemeriksaan bisa menggunakan KIS atau bisa menukar dengan hasil bumi desa seperti sayur, umbi-umbian, dan buah. Program pemberian makanan tambahan untuk anak-anak biasanya kacang hijau. Tentu, pemberian makanan tambahan ini adalah pertama kalinya di desa uzuzozo.
"Pemerintah yang menyediakan makanan tambahan, saya yang mendistribusikan dan melakukan pemantauan makanan tambahan ke anak-anak di desa uzuzozo. Tentu, saya tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan pemerintah dan masyarakat setempat." Ungkap mbak dinny.
Profil dewi kesehatan
Mbak dinny bidan pertama di desa uzuzozo, dijuluki oleh masyarakat setempat sebagai dewi kesehatan. Masyarakat desa uzuzozo sangat terbantu dengan kehadiran mbak dinny, ditambah lagi mbak dinny juga bisa menurunkan angka stunting di desa uzuzozo. Mbak dinny bernama lengkap Theresia Dwiaudina merupakan lulusan sekolah tinggi ilmu kesehatan William Both, Surabaya. Setelah lulus dari sekolah kesehatan di Surabaya. Mbak dinny memilih pulang ke tempat kelahirannya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Walaupun mbak dinny sudah ada tawaran untuk bekerja di kota tetapi mbak dinny memilih pulang ke kampung halamannya.
Tahun 2017 Mbak dinny menerima tawaran pemerintah kecamatan Nangapanda untuk bekerja di desa terpencil, yaitu desa uzuzozo.
"Waktu itu gak ada yang mau mengabdi sebagai tenaga kesehatan di desa uzuzozo, karena daerahnya terpencil. Listrik juga belum ada waktu itu, sinyal pun juga susah." Ungkap mbak dinny
Pertama kali mbk dinny mengabdi, diberi anjing dan digaji satu juta setiap bulan. Tetapi gajinya turun setiap 6 bulan sekali, sesuai jadwal turunnya dana desa. Setiap bulan, gajinya naik sebanyak lima puluh ribu rupiah.
Mbak dinny mengandalkan motor untuk pemeriksaan, tetapi jika hujan akses jalan tidak bisa digunakan untuk mengendarai motor, mbakdinny memilih berjalan kaki. Waktu itu, mbak dinny berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya untuk memeriksa ibu hamil, pemberian imunisasi, vitamin, hingga mengedukasi terkait kesehatan ibu hamil dan pola asuh terhadap anak-anak.
Dari desa uzuzozo, salah satu desa terpencil di Indonesia. Justru dari desa tersebut yang membawa mbak dinny mendapatkan penghargaan dari ASTRA. Selain itu, mbak dinny juga mendapatkan penghargaan perempuan berjasa dan berprestasi dari provinsi NTT bersama OASE- Kabinet Indonesia Maju.
Referensi :
Wawancara by dm instagram dengan mbak theresia
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220125/2039216/penjelasan-lengkap-soal-pangan-cegah-stunting/
https://m.tribunnews.com/amp/regional/2024/10/31/pengabdian-dini-turunkan-stunting-dan-jadi-garda-terdepan-kesehatan-warga-desa-terpencil-di-ntt
https://sumateraekspres.bacakoran.co/amp/24213/kisah-theresia-pejuang-kesehatan-di-pedalaman-desa-uzozozo
https://kabar24.bisnis.com/read/20241007/79/1805601/bidan-theresia-dwiaudina-perpanjangan-tangan-tuhan-di-desa-uzuzozo
https://www.smc-hospital.com/penerapan-feeding-rules-yang-tepat-untuk-tumbuh-kembang-anak/
Instagram theresia Dwiaudina
Instagram nunangedinny
Komentar
Posting Komentar